Selasa, 20 Oktober 2020

TREN TEKNOLOGI MASA DEPAN - AUGMENTED REALITY

Gambar 1. Permainan Pokemon GO dengan teknologi AR


Siapa yang tidak kenal dengan Pokemon, salah satu serial kartun yang sangat populer sejak tahun 1997 mulai dikembangkan dalam bentuk game-nya. Siapa sangka yang dahulu kita hanya bisa menonton dan berandai-andai memiliki Pokemon sekarang kita sudah bisa memiliki dan menangkap sendiri Pokemon kita!. Lantas bagaimana sih kok bisa game ini bisa memunculkan Pokemon secara nyata di layar handphone kita? Mari simak penjelasan dibawah.


Apa itu Augmented Reality?


Teknologi yang digunakan untuk membuat game ini adalah Augmented Reality. Augmented Reality atau biasa disingkat AR adalah teknologi  yang dapat memperlihatkan secara visual semua bentuk benda, bukan hanya secara visual atau bentuk fisik , kita juga dapat menambahkan audio pada AR tersebut. Secara umum AR adalah konsep aplikasi yang menggabungkan dunia fisik (objek sesungguhnya) dengan dunia digital, tanpa mengubah bentuk objek fisik tersebut. Pengenalan objek (gambar) yang digunakan untuk menampilkan berbagai informasi mengenai objek tersebut berupa gambar 3D dan suara sesuai dengan karakter objek gambar.


Perbedaan AR dan VR


Gambar 2 Tampilan game VR

Dalam Augmented reality, menggabungkan antara dunia nyata dan hal - hal virtual, dimana lingkungan yang digunakan lingkungan nyata dengan menambahkan elemen-elemen virtual.Selain itu AR bersifat real-time dimana pengguna berinteraksi di dalam waktu sesuai dengan dunia nyata.

Sementara itu  dalam Virtual Reality. memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan 3D yang dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata . Dalam VR ini pengguna dibawa untuk menikmati pengalaman yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Dengan berbagai macam objek-objek fantasi tambahan.


Jenis - jenis Teknologi Augmented Reality


1. Marker-Based Augmented Reality.
Marker Based AR memerlukan kamera dan penanda visual, bisa berupa gambar bebas atau QR/Code, Jika kamera mendeteksi gambar atau simbol tertentu maka output AR baru dapat ditampilkan.

2. Markerless Augmented Reality.
Markerless  AR menggunakan GPS, kompas digital, pengukur kecepatan , yang tertanam dalam perangkat untuk menyediakan data berdasarkan lokasi kamu. Paling umum digunakan untuk memetakan arah, menemukan bisnis terdekat, dan penunjuk lokasi lainnya.

3. Projection Based Augmented Reality.
Projection Based AR bekerja dengan memproyeksikan cahaya ke permukaan, hal ini memungkinkan pengguna berinteraksi dengan pengguna secara langsung melalui cahaya yang dipantulkan.


Implementasi Augmented Reality

1. Bidang Bisnis Retail.
Semakin banyak bisnis yang menggunakan teknologi augmented reality sebagai suatu terobosan baru untuk meningkatkan minat pelanggan terhadap produknya. salah satunya perusahaan IKEA, perusahaan yang berkecimpung dalam dunia furnitur ini sudah memanfaatkan teknlogoi AR dalam bisnisnya.
Gambar 3. Aplikasi ikea place 
Dalam aplikasi IKEA Place ini pelanggan dapat mengilustrasikan produk-produk yang ingin mereka beli. Pembeli dapat memilih barang dan menempatkan barang dimana pun dengan mudah. Jika dilihat pada Gambar 3 sofa berwarna hijau itulah objek augmented reality nya.

2. Bidang Travelling
Jika kalian memiliki minat yang besar dalam dunia travelling dan sering nyasar, tidak usah bingung karena di zaman ini aplikasi travelling mulai berkembang dengan munculnya teknologi AR. Perusahaan teknologi besar Apple telah mengeluarkan aplikasi teknologi terbaru bernama ARKit.
Gambar 4. Contoh tampilan navigasi dengan AR

 Aplikasi ini hampir mirip dengan aplikasi navigasi pada umumnya. Bedanya, Anda dapat melihat rute dan penjelasan secara real-time melalui aplikasi ini. Misalnya, Anda pergi ke sebuah bandara, namun Anda tidak tahu harus pergi kemana. Jika Anda mengaktifkan aplikasi ini, sebuah garis akan muncul di smartphone Anda, yang akan mengarahkan Anda ke tempat tujuan. Selain itu, jika Anda mengarahkan smartphone Anda ke toko-toko, akan ada penjelasan singkat mengenai toko tersebut.

3. Bidang Pendidikan
Di dalam bidang pendidikan, para pengembang mendorong untuk pembelajaran interaktif  dengan dukungan visualisasi secara 3D untuk gambar, serta improvisasi suara untuk menciptakan realitas nyata.
Gambar 5. Aplikasi AR untuk pembelajaran anak usia dini

Dalam aplikasi ini menerapkan metode Marker-Based Augmented Reality, dimana dibutuhkan gambar unik yang digunakan untuk mengeluarkan output AR nya nanti. Selain aplikasi ini penerapan di bidang pendidikan kedokteran juga bisa berupa menampilkan objek pasien yang akan diperiksa oleh calon dokter.
Penerapan AR bukan hanya pada bidang2 diatas masih banyak bidang lain yang menerapkan teknologi AR.

Kelebihan dan Kekurangan Augmented Reality

  • Kelebihan1. Fitur lebih interaktif
                          2. Efektif dalam penggunaan
                          3. Dapat diimplementasikan di berbagai bidang dan media
                          4. Modeling objek yang sederhana
                          5. Biaya pembuatan murah (tersedia aplikasi-aplikasi gratis untuk membuatnya).

  • Kekurangan : 1. Sensitif dengan perubahan sudut pandang (AR terkadang hilang jika  perangkat berubah posisi
                             2. Pembuat belum terlalu banyak
                             3. Membutuhkan banyak memori pada perangkat yang dipasang.







Daftar pustaka : 
- https://idcloudhost.com/mengenal-virtual-reality-definisi-cara-kerja-contohnya/#:~:text=Virtual%20reality%20merupakan%20sebuah%20teknologi,dikenal%20dengan%20istilah%20realitas%20maya.

- https://informatika.uc.ac.id/2018/12/beda-ar-dan-vr/

- https://www.jagoanhosting.com/blog/teknologi-augmented-reality/#:~:text=mengubah%20persepsi%20realitas.-,Cara%20Kerja%20Augmented%20Reality,dalam%20cahaya%20buatan%20dan%20alami.

- E-Journal , "IMPLEMENTASI AUGMENTED REALITY UNTUK PEMBELAJARAN INTERAKTIF", Dedy Atmajaya, Universitas Muslim Indonesia . 2017 (https://media.neliti.com/media/publications/258809-implementasi-augmented-reality-untuk-pem-c10b8823.pdf)

- E- Journal , "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUGMENTED REALITY", Ilmawan Mustaqim & Namang Kurniawan, Universitas Negeri Yogyakarta. 2017 (https://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/viewFile/13267/9625).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar